24 November 2015

Bang Deni

Akhlak Tawadhu'

Secara bahasa, akhlak berasal dari kata al-khuluq yang berarti kebiasaan, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologi, akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Sedangkan secara istilah, akhlak adalah sifat-sifat yang diperintahkan Allah kepada seorang muslim untuk dimiliki tatkala ia melaksanakan berbagai aktivitasnya. Sifat-sifat Akhlak ini nampak pada diri seorang muslim ketika dia melaksanakan berbagai aktivitas, seperti ibadah, mu’amalah dan lain sebagainya. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
          Semua akhlak yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW bersumberkan dari Al-Qur’an. Akhlak ini telah membentuk karakter tersendiri dalam diri beliau dan berpengaruh besar terhadap kehidupan sosialnya. Suatu hari Sayidah ‘Ā’isyah ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, ‘Ā’isyah kembali bertanya kepada orang yang menanyakannya: “Apakah kamu pernah membaca Al-Qur’an?” dijawab: “Pernah.” ‘Ā’isyah meneruskan jawabannya: “Akhlak Nabi adalah al-Qur’an.”
        Apabila akhlak Rasulullah SAW bersumber dari Al-Qur’an, maka sifat rendah hati yang memancar dari rumah Nabi juga berasal dari Al-Qur’an. Allah SWT menegaskan bahwa Dia akan menjauhkan rahmat dan tanda-tanda kekuasaan-Nya dari orang-orang yang sombong dan tidak mempunyai sifat rendah hati. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-A’rāf, 7: 146, yang artinya: “Aku memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.”
          Tawadhu’ adalah sifat rendah hati namun tidak sampai pada taraf merendahkan kehormatan diri. Tawadhu’ ini termasuk akhlak mulia. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya yakni dari Allah SWT dan dengan pemahamannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikitpun dalam hatinya kesombongan ataupun merasa lebih baik dari orang lain. Disaat seseorang semakin bertambah ilmunya, maka semakin bertambah pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya. Semakin bertambah amalnya, maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya. Setiap kali bertambah usianya, maka semakin berkuranglah ketamakan nafsunya. Setiap kali bertambah hartanya, maka bertambahlah kedermawanan dan kemauannya untuk membantu sesama. Setiap kali bertambah tinggi kedudukan dan posisinya, maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati kepada mereka. Ini karena orang yang tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah SWT, untuk mengujinya apakah ia bersyukur atau malah kufur.
            Sebenarnya tawadhu’ sangat diperlukan bagi siapa saja yang ingin menjaga amal shaleh atau amal kebaikannya agar tetap tulus dan ikhlas. Memang tidak mudah menjaga keikhlasan amal shaleh atau amal kebaikan ini agar tetap murni, bersih dari tujuan selain Allah. Sangat banyak godaan yang datang dan selalu berusaha mengotori amal kebaikan kita. Apalagi disaat pujian dan ketenaran mulai datang menghampiri kita, maka terasa semakin sulit bagi kita untuk tetap bisa menjaga kemurnian amal shaleh kita, tanpa terbesit adanya rasa bangga dihati kita. Disinilah sangat diperlukan tawadhu’ dengan menyadari sepenuhnya, bahwa sesungguhnya segala amal shaleh yang mampu kita lakukan, semua itu adalah karena pertolongan dan atas ijin Allah SWT.Jadi sudah selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu’.
             
Berikut beberapa dalil tentang pentingnya akhlak tawadhu’ :
  • Adapun hamba – hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang – orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang – orang bodoh menyapa mereka (dengan kata – kata yang menghina), mereka mengucapkan salam” [QS. Al Furqaan : 63]
  • Jangan sekali – kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman” [QS. Al-Hijr : 88]
  • Dari ‘Iyadh bin Himar رضي الله عنه, berkata: “Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadaku, hendaklah engkau semua itu bersikap tawadhu’, sehingga tidak ada seorang yang membanggakan dirinya di atas orang lain, yakni bahwa dirinya lebih mulia dari orang lain- dan tidak pula seorang itu menganiaya kepada orang lain, karena orang yang dianiaya dianggapnya lebih hina dari dirinya sendiri.” [HR. Muslim]
  • Dari ‘Iyadh bin Himar رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ telah mewahyukan kepadaku; "Bertawadhu'lah hingga seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak menganiaya terhadap lainnya.” [HR. Muslim]
  • Dari Anas رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم memiliki seekor unta yang diberi nama Al-’Adhba` yang tidak terkalahkan larinya, maka datang seorang a’rabiy dengan untanya dan mampu mengalahkan, maka hati kaum muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut sampai hal itu diketahui oleh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, maka beliau bersabda: “Menjadi hak Allah jika ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya.” [HR. Bukhari (Fathul Bari’-2872)]













source : 
http://adiarsa-na-fkh10.web.unair.ac.id/artikel_detail-36323-%20Catatan%20Jalan%20Dakwah TAWADHU%E2%80%99%2 %28RENDAH%20HATI%29.html
http://indahnyaislam-atik.blogspot.com/2011/04/rendah-hati-bukan-rendah-diri.html
https://akhlakrasulullahsaw.wordpress.com/2012/03/01/rendah-hati/

Bang Deni

About Bang Deni -

Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.

Subscribe to this Blog via Email :

FOR VISITOR :
● Jangan sungkan - sungak untuk berkomentar, karena komentar anda sangat membantu agar blog ini terus maju.
● Mohon maaf jika ada komentar yang tidak saya balas.
● Berkomentarlah dengan sopan, jangan menggunakan kata-kata kotor